Berikut ini pendapat para andal dunia:
2. Stephen R. Covey, penulis buku terlaris di dunia “7 Habits of Highly Effective People”
“Multi-level marketing ialah bisnis yang sanggup dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang latar belakang dan menciptakan setiap orang yang mengerjakannya sanggup menjadi berpikir besar menuju impiannya masing-masing secara terarah.”
3. Robert T. Kiyosaki,
MenurutKonsultan Waralaba yang juga pendiri Sarosa
, Pietra Sarosa, ada beberapa halyang perlu diperhatikan dalam menentukan MLM.
1. Barang yang ditawarkan memang kebutuhan sehari-hari dan memungkinkan pembelian berulang (repeat order) dalam waktu dekat. Misalkan saja barang kebutuhan sehari-hari atau embel-embel kesehatan. Hal ini penting untuk memastikan volume pasar produk Anda cukup besar dilihat dari jumlah orang yang membutuhkan produk dan seberapa sering mereka melaksanakan pembelian ulang.
2. Pastikan barang yang Anda jual sudah mempunyai izin-izin yang diperlukan, tampaknya contohnya masakan dan obat-obatan harus mendapat izin edar dari BP-POM. Anda harus waspada jikalau produk yang Anda jual belum mempunyai perizinan lengkap, jikalau hingga jatuh korban jawaban mengkonsumsi produk Anda, salah-salah Anda malah sanggup dilaporkan ke yang berwajib.
3. Pilihlah MLM yang memperlihatkan produk dengan harga yang wajar. Memang umumnya MLM memang menjual produk dengan harga tinggi/premium sebab harus membayar komisi yang besar bagi para agennya. Namun jikalau hingga harga yang dipatok sudah keterlaluan tingginya -apalagi produk yang ditawarkan biasa-biasa saja, pelanggan justru malah kapok membeli dan reputasi produk Anda malah jatuh.
4. Pilih MLM yang sudah terdaftar di Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI) sehingga jikalau terjadi masalah, asosiasi sanggup membantu Anda dalam melaksanakan penyelesaian.
Jika Anda bertanya mengenai relasi MLM dan Franchise/Waralaba, maka keduanya ialah sama-sama denah distribusi barang dengan memanfaatkan hak atas karya intelektual berupa hak merek milik prinsipal. Selain daripada itu, konsep keduanya sangatlah berbeda. Dalam ilmu franchising sendiri tidak dikenal istilah personal franchise sehingga jikalau ada yang mengistilahkan MLM sebagai personal franchise, sanggup jadi MLM yang bersangkutan sekedar ‘meminjam’ istilah Franchise/waralaba yang memang sedang booming di masyarakat.
1. Paul Zane Pilzer, penasehat ekonomi II Amerika untuk presiden George W. Bush:
“Salah satu bentuk distribusi gres di masa yang akan tiba yang akan menjadi animo dan meledak di seluruh dunia ialah multi-level marketing.
2. Stephen R. Covey, penulis buku terlaris di dunia “7 Habits of Highly Effective People”
“Multi-level marketing ialah bisnis yang sanggup dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang latar belakang dan menciptakan setiap orang yang mengerjakannya sanggup menjadi berpikir besar menuju impiannya masing-masing secara terarah.”
3. Robert T. Kiyosaki,
seorang pengusaha yang amit-amit kayanya dan penulis banyak buku terlaris di dunia “Rich Dad Poor Dad”, “The Cashflow Quadrant”, “Guide To Investing”, “Business School”, “Retire Young Retire Rich”, dan lain-lain:
“Jika anda ingin berpindah ke kuadran kanan (kebebasan finansial), maka daerah yang sempurna untuk memasukinya ialah multi-level marketing.”
“Jika anda ingin berpindah ke kuadran kanan (kebebasan finansial), maka daerah yang sempurna untuk memasukinya ialah multi-level marketing.”
4. Majalah Warta Bisnis menuliskan:“Urutan 1-7 pemasar terkaya di Indonesia ialah orang-orang multi-level marketing.”“Profesi termahal tahun 2010 keatas ialah para pelaku distributor MLM dengan rata-rata penghasilan 100-200 juta per bulan.”
5. Forbes.com:“Kurang lebih 20% orang kaya gres muncul dari dunia multi-level marketing.”
6. Bahkan Donald J. Trump, raja properti dunia merekomendasikan multi level marketing
MenurutKonsultan Waralaba yang juga pendiri Sarosa
, Pietra Sarosa, ada beberapa halyang perlu diperhatikan dalam menentukan MLM.
1. Barang yang ditawarkan memang kebutuhan sehari-hari dan memungkinkan pembelian berulang (repeat order) dalam waktu dekat. Misalkan saja barang kebutuhan sehari-hari atau embel-embel kesehatan. Hal ini penting untuk memastikan volume pasar produk Anda cukup besar dilihat dari jumlah orang yang membutuhkan produk dan seberapa sering mereka melaksanakan pembelian ulang.
2. Pastikan barang yang Anda jual sudah mempunyai izin-izin yang diperlukan, tampaknya contohnya masakan dan obat-obatan harus mendapat izin edar dari BP-POM. Anda harus waspada jikalau produk yang Anda jual belum mempunyai perizinan lengkap, jikalau hingga jatuh korban jawaban mengkonsumsi produk Anda, salah-salah Anda malah sanggup dilaporkan ke yang berwajib.
3. Pilihlah MLM yang memperlihatkan produk dengan harga yang wajar. Memang umumnya MLM memang menjual produk dengan harga tinggi/premium sebab harus membayar komisi yang besar bagi para agennya. Namun jikalau hingga harga yang dipatok sudah keterlaluan tingginya -apalagi produk yang ditawarkan biasa-biasa saja, pelanggan justru malah kapok membeli dan reputasi produk Anda malah jatuh.
4. Pilih MLM yang sudah terdaftar di Asosiasi Penjual Langsung Indonesia (APLI) sehingga jikalau terjadi masalah, asosiasi sanggup membantu Anda dalam melaksanakan penyelesaian.
Jika Anda bertanya mengenai relasi MLM dan Franchise/Waralaba, maka keduanya ialah sama-sama denah distribusi barang dengan memanfaatkan hak atas karya intelektual berupa hak merek milik prinsipal. Selain daripada itu, konsep keduanya sangatlah berbeda. Dalam ilmu franchising sendiri tidak dikenal istilah personal franchise sehingga jikalau ada yang mengistilahkan MLM sebagai personal franchise, sanggup jadi MLM yang bersangkutan sekedar ‘meminjam’ istilah Franchise/waralaba yang memang sedang booming di masyarakat.